CHAQIAL

Kumpulan Tulisan Ringan, Sahabat Saat Santai

Budidaya Perkebunan Pisang Abaca


Tanaman abaca (Musa Textilis Nee) termasuk dalam pisang(Musacease) yang dikategorikan sebagai pisang jantan, karena pisang ini, tidak menghasilkan buah.

Produksi utama dari budidaya tanaman pisang ini adalah berupa serat (fibre)   yang   terkenal   dalam   perdaganga internasional   sebagai   serat berkualitas tinggi, sebab serat pisang abaca ini tahan terhadap air garam sehingga banyak digunakan sebagai pembungkus kabel bawah laut atau tali temali  pada  kapal.  

Namun  belakangan  ini  serat  pisang  abaca  (untuk selanjutnya  disebut  sebagai  serat  abaca)  juga  banyak  di gunakan  untuk bahan baku pulp kertas bermutu tinggi seperti kertas uang, cek, kertas filter dan kertas pembungkus.

Berdasarkan catatan sejarah, pisang abaca telah lama terdapat di Indonesia, antara lain diketahui di pulau Sangir (Sulawesi Utara) yang tumbuh secara liar. Sebagaimana di Filipina (tempat asal pisang abaca), penduduk Sangir memanfaatkan  serat abaca (atau kafe, menurut bahasa setempat ) untuk bahan kain tenun tradisional.  

Penanaman  abaca secara komersial  dimulai tahun1905, di Jawa dan Sumatera Selatan dengan orientasi ekspor. Sejak itu pisag abaca di Indonesia mulai berkembang luas, mulai dari Sumatera Utara (didaerah Deli dan Bandar Betsy) sampai Lampung, dan di Jawa sendiri.

Setelah PD II, perkembangan perkebunan pisang abaca di Indonesia mulai merosot, seiring dengan semakin berkembangnya  serat-serat yang berasal dari bahan sintetik. Sementara lahan-lahan perkebunan (khususnya di Sumatera) beralih ke tanaman perkebunan komersial laiinya. Hingga tahun 1982, perkebunan pisang abaca di Indonesia hanya di jumpai di Banyuwangi dengan areal sekitar 600 ha.

Namun  peluang  pengembangan  perkebunan  pisang  abaca  pada  saat  ini semaki terbuka   dengan   semakin   potensialnya   pasara internasional, terutama untuk memenuhi permintaan negara-negara maju seperti Jepang, Amerika  Serikat  dan  negara-negara  Eropa.  

Potensi  pasar  internasional tercatat  sebesar  600.000  ton  serat  abaca  per  tahun.  Untuk  memenuhi potensial  demand  tersebut,  Filipina  adalah produsen  utama dengan  share sebesar  80.000  ton  dan  diikuti  Equador  sebesar  10.000  ton  

Dengan demikian,  permintaan  pasar masih  belum  terpenuhi,  sehingga pengembangan  pisang  abaca  di Indonesia  masih  sangat  terbuka,  apalagi sumber daya alamnya sangat mendukung.

e-book tentang Budidaya Perkebunan Pisang Abaca , di buat oleh Bank Indonesia sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi Anda yang berminat mengeluti bisnis Budidaya Perkebunan Pisang Abaca . Isi buku yang sangat lengkap dari mulai awal kegiatan, sampai produksi, ditinjau dari aspek lokasi, persaingan hingga aspek keuangan.

Ebook yang sangat lengkap ini dapat Anda  download e-book disini_ DOWNLOAD E-BOOK secara gratis
Labels: ebook

Thanks for reading Budidaya Perkebunan Pisang Abaca. Please share...!

0 Comment for "Budidaya Perkebunan Pisang Abaca"

Back To Top