Dalam sebuah bisnis analisis keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha
dari sisi keuangan. Analisis keuangan ini juga dapat dimanfaatkan dalam perencanaan dan pengelolaan sebuah usaha.
Menyambung tulisan yang lalu, PeluangUsaha Ternak Itik Pedaging, AnalisisPersaingan dan Peluang Pasar ItikPedaging, AspekTeknik Budidaya Itik Pedaging. Pada tulisan kali ini akan lihat prosfek
usaha budidaya itik pedaging ini di tinjau dari aspek keuangan.
Pola usaha budidaya itik pedaging yang dibidik merupakan jenis komiditas
yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan trend kuliner. Hal ini merupakan kunci
keberhasilan dari kegiatan usaha ini.
Pola usaha budidaya itik pedaging yang dibahas disini adalah usaha
perorangan dalam skala menengah dengan pola kemitraan berkapasitas 12.000 ekor per siklus.
Budidaya itik pedaging ini dapat berjalan sepanjang tahun, karena pasokan DOD, pakan dan sarana produksi
lainnya dapat dipasok setiap saat tanpa terganggu oleh perubahan musim dan iklim sebagaimana halnya usaha bebek
petelur yang digembalakan disawah-sawah setelah panen.
Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan itik pedaging
dari DOD sampai panen diperkirakan
selama 3 bulan, yang terdiri lama pemeliharaan masa starter 21 hari, sedangkan
lama pemeliharaan masa finisher 49
hari dari hari 22 s.d 75 hari,
dan masa persiapan budidaya 14 hari, sehingga
total masa budidaya
adalah 90 hari ± 3 bulan.
Pola Budidaya
Pola budidaya itik pedaging
yang dilakukan pada usaha ini adalah pola panen per paket per bulan.
Dengan pemakaian kandang sistem estafet sehingga dalam satu siklus pemeliharaan
selama 3
bulan terdapat 3 paket pemeliharaan dengan umur yang berbeda. Masing-masing paket selisih umur 1 bulan.
Pada saat dilakukan pemanenan terhadap
paket pertama, maka diturunkan paket yang baru
dari starter ke paket ke-4 dan masa
pemeliharaan starter yang
baru akan dimulai lagi. Kegiatan ini terus berulang-ulang setiap
bulan, sehingga dalam 1
tahun akan diperoleh 12
paket masa pemeliharaan.
Jumlah Populasi
Setiap paket pemeliharaan terdapat jumlah
populasi 4000 ekor itik pedaging, pada masa starter jumlah populasi DOD akan didistribusi menjadi 20 kandang box, dimana setiap kandang akan memuat 200 ekor DOD. Oleh karena dalam satu siklus pemeliharaan terdapat 3 paket, maka jumlah populasi menjadi
3 paket x 4000 ekor = 12.000 ekor.
Dari total 12.000
populasi menjadi 3 strata pemeliharaan, yaitu 4.000 ekor masa starter,
4000 ekor berumur
menjelang umur 45 hari dan 4000 ekor menjelang umur 75 hari.
Asumsi-asumsi yang
dipergunakan
Dalam tulisan tentang
prosfek budidaya itik pedaging ini dilakukan dengan beberapa asumsi. Dapat
dilihat dalam beberapa tabel berikut ini:
Modal Usaha
Komponen modal usaha dalam budidaya
bebek pedaging dibedakan
menjadi dua jenis yaitu modal investasi dan modal kerja.
Modal investasi adalah modal yang
dipergunakan
untuk pengadaan barang modal yang umur ekonomisnya lebih dari 12 bulan.
Sedangkan modal kerja adalah barang modal yang memiliki umur ekonomis kurang dari 12 bulan, yang termasuk
kedalam modal kerja antara lain; biaya
pengadaan DOD, pembelian pakan, biaya
tenaga kerja, transportasi, biaya administrasi, biaya
utility dan lain-lain.
Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya tetap yang dikeluarkan pada saat memulai suatu usaha. Dalam usaha budidaya pembesaran bebek pedaging jantan, biaya investasi akan digunakan untuk biaya pembuatan kandang dan gudang,
serta biaya pembelian peralatan
ternak. Komponen biaya investasi usaha budidaya
pembesaran
bebek pedaging jantan.
Biaya modal kerja dalam usaha budidaya
bebek pedaging meliputi peralatan dan perlengkapan yang habis dipakai sebelum 1
tahun, antara lain : pembelian DOD, pengadaan pakan dan obat-obatan, upah tenaga kerja, biaya transportasi,
dan utility.
Pengadaan
DOD, pakan
dan obat-obatan diperhitungkan untuk selama satu siklus,
yaitu 3 bulan (satu siklus), sehingga
biaya-biaya lainnya pun diperhitungkan ikut menyesuaikan untuk kebutuhan
satu siklus.
Modal kerja yang dibutuhkan selama satu siklus untuk melakukan usaha adalah Rp 176.291.356, sehingga jumlah total modal yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
usaha ini terdiri
atas modal investasi dan modal kerja (Rp
Biaya Operasional
Biaya budidaya bebek pedaging
terdiri dari komponen biaya
tetap dan biaya variabel. Total biaya
operasional per bulan Rp 58.763.785,- yang terdiri dari biaya variabel Rp 43.841.785,- dan biaya tetap Rp 14.922.000. Biaya operasional dalam
satu siklus budidaya merupakan tiga kali biaya operasional bulanan, sehingga dalam satu siklus usaha budidaya diperlukan dana sebesar Rp 176.291.356,- sebagaimana dalam Tabel diatas.
Rincian biaya operasional per bulan dan per siklus dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Produksi dan Pendapatan
Produksi budidaya
bebek merupakan hasil pertambahan bobot dari masing-
masing individu dalam satu populasi.
Bobot bebek pada saat DOD diperkirakan
rata-rata 40 gram dan pada saat akhir rata-rata 1.400 gram, sehingga
dalam masa pemeliharaan 70 hari terdapat pertambahan bobot 1.360 gram atau rata- rata
pertambahan bobot per hari 19,4
gram.
Hasil penjualan
produksi bebek pedaging
per paket 4000 ekor dengan masa pemeliharaan 3 bulan, diperhitungkan dengan asumsi tingkat mortalitas selama masa pemeliharaan 10%, bobot rata-rata bebek yang dipanen
1.4 kg per ekor, maka diperoleh
bobot per paket 5.040 kg. Apabila harga bebek hidup per kg diasumsikan
Rp 15.000,
maka diperoleh pendapatan Rp 75.600.000. Rincian pendapatan hasil produksi budidaya
bebek pedaging per paket dan per tahun dapat dilihat pada Tabel Pendapatan Usaha Budisaya Itik Pedaging.
Proyeksi Laba Rugi
Berdasarkan perhitungan atas pendapatan
dan beban biaya operasional,
maka diperoleh laba operasi atau laba usaha sebelum bunga dan pajak. Laba operasi per paket usaha ini adalah Rp 16.836.215,- atau profit
on sales sebesar 22,3% sedangkan laba setelah bunga dan pajak adalah Rp 12.523.442,- atau net
profit margin sebesar 16,6%. Rincian secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha
per hari dapat dilihat pada tabel Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per hari.
Melalui analisis parameter Break
Even
Point, diperoleh bahwa titik impas usaha ini per bulan adalah 2.368 ekor, artinya minimal jumlah
populasi yang harus dipertahankan harus lebih besar dari 1.691
ekor.
Proyeksi Arus Kas dan Parameter Keuangan
Arus kas terdiri
atas aliran kas masuk (cash inflow) dan arus keluar
(cash outflow). Arus kas masuk
diperoleh dari dana modal
sendiri. Setelah kegiatan usaha
menghasilkan penjualan, maka terdapat
arus kas masuk
dari hasil penjualan.
Sedangkan yang menjadi penyebab
aliran kas keluar adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk modal investasi dan modal kerja seperti seperti pembelian barang investasi produktif, kedaraan bermotor, pembelian DOD, pembelian pakan, obat-obatan, biaya
transportasi, biaya utilitas dan biaya administrasi.
Analisis Parameter Keuangan
Selain keuangan antara lain Nilai bersih saat ini yang dikapitalisir atau Net Present Value (NPV), internal rate on return
(IRR),
Benefit Cost Ratio (Net-B/C) dan
Pay back period (PBP).
Sebuah usaha berdasarkan kriteria investasi di
atas
dikatakan layak jika B/C ratio atau Net B/C ratio > 1, NPV > 0, IRR > discount
ratenya dan kemampuan pengembalian modal usaha PBP kurang dari masa tahun proyek.
Secara
garis besar usaha budidaya itik pedaging ini layak untuk dijalankan selain
memberikan profit yang lumayan. Usaha ini juga dapat membuka lapangan pekerjaan
dan dapat mengurangi angka penggangguran. (AR.Rahadian)
Labels:
peluang usaha
Thanks for reading Aspek Keuangan Budidaya Itik Pedaging. Please share...!
0 Comment for "Aspek Keuangan Budidaya Itik Pedaging"