Jakarta - Chaqial. Kilatan cahaya di langit saat turun hujan disertai suara menggelegar membuat rasa takut menghampiri setiap kita. Petir adalah fenomena alam yang dapat dilihat saat turun hujan. Wilayah Indonesia termasuk memiliki yang banyak terlihat dan menjadi salah satu negara yang memiliki intensitas yang tinggi.
Petir berulah belakangan ini. Minggu (23/4/2017) lalu, 3 orang pendaki tewas di Gunung Prau, Dieng. Saat hujan lebat terjadi, ketiganya berteduh dengan membangun bivak di sebuah tower. Mereka lantas menunggu hujan sambil bermain ponsel untuk mengusir kebosanan sebelum akhirnya petir menyambar.
Dan, bukan hanya manusia yang mati akibat petir. Agustus 2016, 323 rusa di Norwegia mati bersamaan setelah petir hebat melanda area padang rumput. Kejadian itu bisa dibilang salah satu dampak terburuk petir dalam sejarah.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa petir memang bisa membunuh. Namun, bagaimana bisa petir membunuh banyak individu sekaligus?
Dikutip dari media kompas. com Kamis 27/4/2017, peneliti petir dari Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI) di Institut Teknologi Bandung (ITB), Syarif Hidayat, mengatakan, meskipun sama-sama arus listrik, petir berbeda dari listrik yang mengalir dalam kabel-kabel di rumah kita.
Petir berbeda dengan listrik di rumah kita karena dia tidak sabaran. Arus listrik di rumah kita mau mengantre dalam kabel. Petir tidak. Dia tidak peduli, maunya cepat-cepat sampai ke bumi.
Untuk menghantarkan arus ke bumi, petir cenderung memilih tempat terbuka, obyek yang tinggi, dan tonjolan di permukaan bumi. Obyek tinggi bisa berupa tiang ataupun pohon.
Adapun tonjolan bisa berupa bukit atau gunung maupun manusia, hewan, dan bangunan yang berada di tempat terbuka.
Jadi, orang yang berada di tengah sawah, bermain bola di lapangan, maupun berlayar di atas kapal di lautan terbuka bisa menjadi tonjolan yang siap disambar petir.
Dari sisi kekuatan, tegangan petir pun sangat besar. Tegangan listrik yang bisa ditoleransi manusia 20 mili Ampere. Sementara, tegangan yang dihasilkan petir bisa mencapai 26.000 Ampere. Bagi petir, membunuh manusia adalah perkara mudah.
Dikutip dari situs Badan Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA), petir bisa menyambar manusia lewat 5 cara.
Pertama, menyambarnya secara langsung. Ini biasa terjadi bila manusia berada di tempat terbuka tanpa obyek lebih tinggi lain di dekatnya.
Cara kedua adalah side flash. Manusia bisa tersambar bila berada terlalu dekat dengan obyek tinggi lainnya. Ketiga adalah konduksi. Manusia bisa tersambar bila kontak dengan logam saat petir menyambar.
Dua cara lainnya adalah penghantaran permukaan dan streamer. Petir bisa menyambar obyek tinggi hingga ke pangkalnya lalu menghantarkan arus ke sekitarnya lewat permukaan tanah.
Sementara streamer adalah mekanisme penghantaran lewat jalur khusus yang terbentuk di atmosfer.
Mengetahui sifat dan cara penghantaran petir, maka manusia sebenarnya bisa meminimalkan risiko tersambar. Jangan berada di tempat terbuka. Lalu jangan berada pada jarak kurang dari 2 meter dari obyek yang tinggi agar tidak tersambar.
Jangan berpikir bahwa obyek yang bisa menghantarkan petir hanya logam. Petir berbeda dengan listrik di rumah kita. Petir sumber arus, arusnya tetap, tetapi tegangan berubah-ubah. Sementara listrik di rumah kita merupakan sumber tegangan, tegangan tetap dan arus berubah-ubah.
Karena itu, untuk bisa ke bumi, petir bisa lewat kayu dan bambu yang bukan penghantar listrik baik.
Orang Indonesia perlu mewaspadai ancaman petir. Sejumlah wilayah Indonesia seperti Depok, Bogor, Riau, Jambi, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Barat tergolong sebagai rawan petir. Riset yang dilakukan Syarif mengungkap, Indonesia bisa mengalami 24 petir per kilometer per hari.
Labels:
edukasi
Thanks for reading Mengapa Petir Banyak Membunuh Manusia? . Please share...!
0 Comment for "Mengapa Petir Banyak Membunuh Manusia? "