CHAQIAL

Kumpulan Tulisan Ringan, Sahabat Saat Santai

Nilai Tukar Petani Naik Untuk Pertama Kali

Jakarta - Chaqial. Nasib petani di Indonesia selalu saja tidak menentu. Di tinjau dari pendapatan, penghasilan dari bertani seringkali mengalami kekurangan. Yang seharusnya profesi sebagai petani mendatangkan kemakmuran bagi pelakunya.

Seorang petani begitu banyak memberikan bantuan bagi masyarakat. Dari hasil tangan dan kerja keras mereka kita beroleh bahan pangan untuk diolah maupun yang langsung dilahap. Tapi mengapa penghargaan pada para "Pejuang Syahid" ini seakan tidak mendapatkan respon dari pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah yang seharusnya menjadi bagian yang pertama dalam membantu dan memperhatikan kesejahteraan petani sepertinya masih "setengah hati".

Bagaimana kalau seluruh petani Indonesia mogok bertani dan berkebun? Mau makan apa kita? Apa seluruhnya tergantung pada impor? Bisa jebol itu APBN, bisa-bisa Indonésia bangkrut dan jual "celana kolor" para pemimpin dan pejabat publiknya untuk rame-rame nombok APBN.

Pada April lalu (2017) Nilai tukar petani (NTP) naik untuk pertama kalinya dalam tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat NTP bulan April 2017 sebesar 100,01 atau naik 0,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini terjadi setelah selama tiga bulan mengalami penurunan berturut-turut sejak awal tahun.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan NTP bulan April 2017 dipengaruhi oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,51 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,04 persen. Selain itu, kenaikan juga disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian yang mengalami penurunan lebih kecil dari penurunan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani.

Suhariyanto mengatakan pada April 2017 terjadi deflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,29 persen. Deflasi disebabkan oleh turunnya satu dari tujuh kelompok penyusun indeks konsumsi rumah tangga. Adapun, provinsi yang mengalami kenaikan NTP terbesar adalah Provinsi Gorontalo dengan 0,64 persen.

Sementara provinsi yang mengalami penurunan NTP terbesar adalah provinsi Kalmantan Barat dengan 1,40 persen. "Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, 18 provinsi mengalami kenaikan. Sementara 15 provinsi lainnya mengalami penurunan," ujarnya.

Berdasarkan subsektornya, NTP tanaman pangan  mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen. Begitupun dengan NTP perikanan yang mengalami kenaikan 0,04 persen. Sementara NTP hortikultura, NTP tanaman perkebunan rakyat, dan NTP peternakan masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,23 persen, 0,2 persen, dan 0,04 persen.

Sedangkan, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional pada April 2017 sebesar 108,61 poin atau mengalami penurunan 0,30 persen dibanding bulan sebelumnya. 

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi petani. Semakin tinggi NTP, secara relatif akan semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Sumber :Katadata. Co. Id

Labels: catatan ringan

Thanks for reading Nilai Tukar Petani Naik Untuk Pertama Kali. Please share...!

0 Comment for "Nilai Tukar Petani Naik Untuk Pertama Kali"

Back To Top