![]() |
Ilustrasi gambar: wikipedia.org |
Sudah minum Aqua? Begitulah pertanyaan yang
menjadi ikon pada salahsatu iklan produk minuman mineral asal Indonesia. Brand
Aqua begitu melekat di hati setiap pelanggan setianya, bukan saja di ingat. Tentunnya
dengan kekuatan brand image seperti pantas jika Aqua menjadil leader di pasar
minuman mineral.
Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississippi Tbk diIndonesia sejak tahun 1973. Selain di Indonesia, Aqua juga dijual di Malaysia, Singapura, dan Brunei. Aqua adalah merek AMDK dengan penjualan
terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu merek AMDK yang paling terkenal
di Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek generik untuk AMDK. Saat ini, terdapat 14
pabrik yang memproduksi Aqua dengan kepemilikan berbeda-beda (3
pabrik dimiliki oleh PT Tirta Investama, 10 pabrik dimiliki oleh PT Aqua Golden
Mississippi, dan pabrik di Berastagi,
Sumatera Utara dimiliki oleh PT Tirta Sibayakindo).
Aqua Group
didirikan oleh Tirto Utomo (1930-1994), warga asli Wonosobo yang setelah keluar bekerja dari Pertamina, dan bekerja di Petronas, mendirikan usaha air minum
dalam kemasan (AMDK). Tirto berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha
AMDK di Indonesia, karena sebagai seorang pionir maka Almarhum berhasil
menanamkan nilai-nilai dan cara pandang bisnis AMDK di Indonesia.
Aqua untuk
saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan berbagai produk air mineral di Indonesia.
Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Aqua sebagai produk air mineral yang pertama kali hadir di Indonesia
serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan
adalah terutama melalui iklan di media elektronik dan cetak, mensponsori
berbagai acara, serta instalasi iklan billboard secara luas.
Dalam
pemasarannya, grup distribusi Aqua memiliki jaringan distribusi air mineral yang terluas di Indonesia, yang mana
menembus sampai hampir ke setiap sudut kepulauan. Jumlah titik stok (gudang)
semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan
penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang
stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak,
termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing
area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Ide
mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai Pertamina pada awal tahun 1970-an dan pegawai Petronas pada awal dekade 1980-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu
delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika
istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang
tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari
negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang
telah disterilkan.
Ia dan
saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan di Bangkok, Thailand, Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang
ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada
awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek
mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air, karena di Indonesia sama sekali tidak ada. Atasan Tirto,
Ibnu Sutowo juga mengatakan :"Aneh Tirto iki, banyu banjir kok
diobokke dalam botol".
Tirto
mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi,
dan menamai pabrik itu PT Golden Mississippi dengan kapasitas produksi enam
juta liter per tahun. Tirto
sempat ragu dengan nama PT
Golden Mississippi yang
meskipun cocok dengan target pasarnya, ekspatriat,
namun terdengar asing di telinga orang Indonesia.
Sebelum
bernama Aqua, dahulu bernama Puritas (nama lain dari Pure Artesian Water),
yang berlogo daun semanggi.
Tetapi, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok terhadap imej air minum
dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek
produknya dari Puritas menjadi Aqua, karena kata Puritas sulit diucapkan. Dua tahun kemudian,
produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol
kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin
yang ketika itu bernilai Rp.46/liter.
Pada tahun 1982, Tirto mengganti bahan baku (air)
yang semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri
(self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami
yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium.
Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama
yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan
pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat
dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses
produksi menjadi lebih higienis.
Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan
munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden
Mississipi sepeninggal suaminya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Grup
Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat
setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari
ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk
dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang
terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium,
Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. (AR.Rahadian)
(Sumber:
Wikipedia.org)
Labels:
inspirasi
Thanks for reading Sudah Minum Aqua?. Please share...!
0 Comment for "Sudah Minum Aqua?"