Malam
dingin ditemani terangnya cahaya rembulan membawa nuansa penuh romantika. Angin
sepoi-sepoi dengan hawa dingin yang sedikit mengelitik tulang membuat hasrat
untuk memberikan kehangatan pada tubuh semakin menggebu. Malam itu sepulang
dari kota Jakarta dan mampir ke Bogor
dengan menggunakan moda transportasi kereta api listrik. Suasana sedikit padat
di setiap ruang gerbong, walau sudah menggunakan pendingin ruangan tetap saja ‘hawa
panas menyelimuti’ mungkin karena over kapasitas. Moda transportasi kereta api
listrik merupakan salah satu favorit untuk wilayah Jabodetabek dan merupakan
moda transportasi masal yang banyak digunakan.
Lepas
dari statsiun Bogor tadinya hendak langsung buka aplikasi transportasi
online untuk menuju salah satu rekan lama, tetapi rasa lapar dan
dingin telah mengalahkan hal itu. Tujuan yang hendak dituju adalah Jembatan
Merah yang terletak tidak jauh dari gedung DPRD
dan Polwitabes Bogor. Jembatan Merah adalah sebuah jembatan yang
menyeberangi sebuah sungai yang dinamakan Cipakancilan, masih termasuk dalam
wilayah Kebon Kelapa lebih tepatnya daerah ini dinamakan daerah Mantarena. Dahulu
disini ada sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri 2 yang termasuk sebagai sekolah
favorit di kota ini.
Jembatan
merah merupakan surganya bagi pencinta kuliner di kota Bogor, disini penjaja
makanan bertebaran dengan tertib dan jam dagang mereka adalah dua puluh empat
jam. Daerah ini memang tidak ada matinya selama 24 jam kita dapat memuaskan
perut kita. Banyak tersaji jajanan disini mulai
makanan “berat” sampai makanan “ringan” dari yang modern sampai yang
jadul. Salah satunya kue balok, jajanan yang sedang aku buru dan sudah lama
ingin dinikmati.
Kue
balok Abah Ade adalah yang terkenal di seputaran Jembatan Merah, sduah sejak
tahun 1978 Ia berjualan dimari. Kini Mang Apud yang meneruskan usaha ayahnya
bersama dengan istrinya. Disini sejak awal berdiri sampai sekarang hanya
menjual dua varian kue balok, putih dan cokelat tidak ada varian lainnya namun soal
rasa jangan diragukan pasti mantap. Biasanya pengunjung memesan kue balok
bersama dengan segelas
kopi tubruk khas Bogor. Menyantap kue balok dimalam hari di temani
hawa dingin luarbiasa nikmatnya.
Kue
balok dengan ukuran sekitar 5cm x 2cm, balok
ini memang lebih mungil dari biasanya. Namun, panggangan yang pas dipadu rasa
yang tak begitu manis, malah
bisa membuat orang semakin ketagihan. Dipadu dengan harga yang terjangkau satu
buahnya Rp. 2000,- rupiah tentunya menjadikannya daya tarik tersendiri. Kue balok
yang dijual disini mulai beoperasinya dari jam 19.00 sampai dengan selesai
tergantung habisnya adonan.
Selain
itu disini banyak juga pengunjung yang memesan kue balok setengah matang yang
katanya cetarr!!! luarbiasa sensasinya. Penasaran juga dan setelah dibuktikan
memang memiliki sensasi yang lain memakan kue balok dalam keadaan setengah
matang. Sekali gigit mengalir lelehan adonan ke dalam mulut bagaikan lahar yang
mengalir diatas tanah.
Labels:
feature
Thanks for reading Kue Balok Jembatan Merah. Please share...!
0 Comment for "Kue Balok Jembatan Merah"