Cuan Waralaba Masih Menggiurkan

Posted by CHAQIAL on

Tuesday, April 4, 2017

Apakah Anda sedang mencari peruntungan bisnis di tahun ini? Masih bingung dengan bidikannya?. Anda dapat “menembak” bisnis waralaba atau franschise dalam berbisnis. Cuan waralaba ini masih tergolong mengiurkan, dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik dan budaya masyarakat yang lebih banyak “makan diluar” atau sekedar hangout menjadi salah satu daya tarik dalam bisnis ini.

Sebuah perusahaan konsultan ternama, Boston Consulting Group memprediksi jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 64% hingga tahun 2020 dimana tadinya berjumlah 41,6 juta jiwa menjadi 68,2 juta jiwa pada tahun 2020. Dengan rata-rata pengeluaran sekitar Rp. 2 juta hingga 3 Juta per bulan kelas menengah ini menjadi pasar yang potensial bagi bisnis, tak terkecuali pebisnis waralaba.

Ketua komite tetap waralaba dan lisensi kadin, Amir Karamoy mengatakan bahwa bisnis waralaba masih akan semarak tahun depan. Tak hanya waralaba loka tapi juga waralaba asing yang meramaikan kancah pasar waralaba di Indonesia. Potensi pasar di Indonesia menjadi magnet pewaralaba luar negeri untuk merambah bisnisnya di Indonesia. Ini tercermin dari data yang didapat pada saat pameran Franchise & License Expo Indonesia, sekitar 45 brand waralaba asing siap merambah pasar Indonesia.

Mereka datang dari Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Jepang. Kebanyakan dari mereka membidik sektor makanan, karena pasar ini yang paling dominan di Indonesia dan menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir. Sebut saja salah satunya Mc Donald yang bertahan cukup lama padahal bukan yang pertama masuk ke Indonesia dan yang tertua yang hingga masih eksis dan berkibar KFC.

Faktor pemicunya lainnya adalah naiknya pendapatan dan bertambahnya warga kelas menengah, berikut perubahan gaya hidup menjadi pendorong bisnis ini menjamur dan bertahan. Bukan hanya makanan yang menjadi sasaran bisnis waralaba, kini merambah juga ke ritel, salaon, spa, travel, pendidikan serta klinik kesehatan. Salah satu negara investor yang antusias memasuki bisnis waralaba kesehatan adalah Jepang disusul Korea di bidang kecantikan dan salon.