![]() |
Ilustrasi:signature-reads.com |
Menjadi seorang
penulis bukan sebuah pekerjaan yang mudah namun tidak juga menjadi sulit bilamana
ditekuni dan sering dilatih. Menulis bukan saja menuangkan ide atau gagasan
semata tetapi dengan menulis akan memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Salah seorang
penulis cerita pendek terkemuka asal Ontario Canada yang sangat dihormati dan hasil
karyanya digemari masyarakat, Alice Munro memberikan beberapa tip tentang memulai
sebuah tulisan.
Alice
Munro merupakan salah seorang penerima Penghargaan Nobel Sastra untuk
karya-karyanya yang dianggap menguak tabir kemanusian pada bulan Oktober 2013. Karya-karya
Alice Munro diantaranya berjudul: Friend of My Youth, Runaway, Too Much
Happiness dan Dear Life.
Inilah beberapa
tip yang diberikan oleh Alice Munro tentang bagaimana memulai sebuah karya
tulis:
Simpan Tulisan Untuk diri sendiri
Setelah selesai
menulis dan masih dalam tahap penyelesaian jangan pernah menunjukkannya kepada
orang lain. Baca ulang hasil tulisan itu dan renungkan bagaimana alur dari
karya yang sedang dibuat oleh kita.
Mendapatkan Ide Cerita
Ide dapat
datang kapan dan dimana saja tak ada yang dapat memprediksinya bahkan tidak
dapat ditunggu kemunculannya. Ide merupakan sebuah komponen penting dalam
sebuah karya tulis tanpa ada ide mustahil karya tulis itu dapat berwujud.
Seperti halnya
Alice Munro dalam cerita pendek yang berjudul Thanks for the Ride, yang mengambil sudut pandang seorang pemuda kota
yang sombong. Ide tersebut bermula ketika salah seorang kawan suaminya
berkunjung ke rumah. Dia banyak bercerita tentang kehidupan dan diselingi
dengan berbagai anekdot. Salah satu ceritanya adalah tentang pengalamannya
berada disebuah kota kecil di Georgian Bay dan bagaimana ia mengencani seorang
gadis dari kalangan menegah ke bawah. Karakter dari gadis itu membuat Alice
sangat tertarik dan muali menungkan ke dalam sebuah karya tulis.
Saat sebuah
ide muncul di hadapan jangan pernah melepaskan ia pergi. Tangkap ide tersebut
dan tuangkan dalam sebuah catatan sebagai draf awal dari sebuah karya tulis.
Jadwal Menulis
Buatlah jadwal
menulis yang rutin setiap hari, hal ini akan menambah kemampuan dalam menulis
dan pada waktunya akan membentuk ciri khas dari setiap tulisan yang dibuat.
Alice sendiri
memiliki jadwal menulis tujuh hari dalam seminggu yang dimulai dari pukul 8 pagi
hingga pukul 11 siang. Setelah itu ia akan melakukan hal lain selama seharian
penuh. Kecuali sedang menyelesaikan draft terakhir sebuah cerita
atau terdorong untuk menulis sesuatu—pada saat itu ia akan bekerja seharian,
dengan sedikit sekali waktu istirahat.
Kerangka Cerita
Dalam menulis sebuah cerita, Alice
terbiasa memikirkan cerita yang ingin disampaikan dalam pikirannya kemudian ia
tuangkan dalam buku catatan. Hal ini dilakukannya karena baginya sebuah cerita
yang baik selalu mengalami perubahan saat masih dalam proses penulisan.
Begitu banyak buku catatn yang dia
buat dengan tulisan yang semrawut semua itu menjadi kebiasaannya dalam membuat
sebuah karya yang kelak menghasilkan karya yang baik dan tentunya membuat
pembaca tertarik.
Ia melakukan itu untuk lebih mengenal
setiap elemen dalam cerita yang akan disampaikan. Dengan mengenal secara detail
maka ia dapat membentuk sebuah cerita dan tersampaikan apa yang menjadi pikiran
dari lakon yang sedang dikisahkan dengan plot yang mengalir.
Mengenali Potensi Cerita
Mengenali potensi cerita itu sama
dengan mengenali potensi pasangan. Terkadang kita menghabiskan banyak waktu
dengan orang yang tidak begitu kita sukai dan akhirnya mendulang kekecewaan dan
kesedihan—tapi kita tak sadar di mana kesalahan kita.
Dengan memiliki perasaan cinta seperti
itu kita akan mendapatkan sebuah kenikmatan dalam menyelesaikan sebuah tulisan
dan setiap karya yang dihasilkan akan memiliki ruh serta jiwa. Pada akhirnya
cerita yang disampaikan memelalui tulisan kita akan mengalir dan seakan-akan
karakter dari tokoh-tokoh yang diciptakan menjadi hidup.
Kepercayaan Diri
Dalam menulis, harus selalu punya rasa
percaya diri yang tinggi—tetapi jangan sampai rasa percaya diri itu tumbuh di
tempat yang tidak seharusnya. Menurut Alice, membangun rasa percaya diri
diperlukan dalam berbagai bidang termasuk dalam hal menulis.
Dengan adanya rasa percaya diri akan
membuat seorang penulis, terutama bagi pemula akan mendapatkan sebuah dorongan
dan lompatan dalam membuat sebuah karya tulis yang baik. Namun hindari memiliki
rasa keinginan untuk menjadi populer karena hal ini akan memberikan dampak
buruk pada pribadi dan juga hasil karya tulis itu sendiri.
Resensi Buku
Pendapat atau kritik
tentang karya kita bisa penting, bisa juga tidak. Sebagai penulis, tak ada yang
bisa kita pelajari dari kritik pembaca; tapi kita bisa menuai perasaan sakit
hati dengan mudah dari kritik. Bila karya kita dinilai tidak bagus, kita
cenderung merasa dipermalukan di depan umum. Meski kita meyakinkan diri bahwa
tidak ada kritik yang perlu untuk diperhatikan, namun ujung-ujungnya kita
selalu berusaha untuk mencari tahu.
Jadi perbanyak resensi
buku dari ragam jenis hal ini akan menambah wawasan dan membuka pintu
pengetahuan yang luas ini. Jangan pernah malas untuk membaca karena hanya
dengan membaca kita akan mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihan yang
dimiliki. Jadikan buku-buku sebagai pelita dalam mengkaji hasil karya yang sudah
kita buat.
PENGALAMAN DIEDIT
Saat cerita pendeknya diterima oleh
jurnal The New Yorker, di situlah ia mendapatkan pengalaman pertama
dalam hal pengeditan serius. Sebelumnya ia hanya berurusan dengan masalah copyediting dengan
sedikit sekali usulan—tidak banyak pokoknya. Karena harus ada kesepakatan
antara si editor dan ia tentang apa-apa saja yang perlu diganti, dikeluarkan
serta ditambahkan ke dalam sebuah karya.
Editor ia yang pertama di The
New Yorker bernama Chip McGrath dan dia adalah seorang editor handal.
Alice sangat terkejut mendapati betapa besar komitmen yang McGrath berikan
terhadap karyanya. Terkadang mereka berdua tidak melakukan perubahan besar,
tapi ada juga saat di mana dia memberikan arahan yang cukup signifikan kepada
Alice. Suatu kali ia pernah menulis ulang sebuah cerita pendek berjudul The
Turkey Season yang sudah ia beli untuk diterbitkan di The New
Yorker. Alice pikir dia akan menerima perubahan yang ia berikan begitu
saja, tanpa banyak protes.
Namun Alice salah. Katanya, “Ada
beberapa hal dalam revisian ceritamu yang saya suka dan ada juga hal lain yang
menurut saya lebih menarik dalam versi draft sebelumnya. Kita
lihat saja nanti ya.”
Dia tidak pernah memberikan kepastian
yang mutlak, karena sebuah cerita selalu punya potensi untuk dikembangkan.
Alice merasa metode pendekatan seperti itu cukup manjur dalam menghasilkan
versi akhir yang lebih menarik.
Dari pengalaman itulah ia memberikan
gambaran pada setiap pemula yang akan mengirimkan karyanya agar jangan pernah
ragu mengirimkan hasil karya tulis. Karena dari setiap kegagalan yang dilalui
tersimpan hikmah yang begitu besar. Dengan kegagalan kita dapat belajar dan
memperbaiki apa yang menjadi penyebab kita mengalami kegagalan.
Sumber: fiksilotus.com
Labels:
edukasi
Thanks for reading Menulis Bukan Pekerjaan Yang Mudah. Please share...!
0 Comment for "Menulis Bukan Pekerjaan Yang Mudah"